Laman

Kamis, 01 Desember 2011

Alat Ukur Piringan Putar

Pengawatan kWh-meter satu phasa belitan arus dihubungkan ke terminal 1-3, belitan
tegangan disambungkan terminal 2-6, terminal 1-2 dikopel, dan terminal 4-6 juga dikopel
langsung.
Pengawatan kWh-meter tiga phasa dengan empat kawat .
L1, L2, L3 dan N memiliki tiga belitan arus dan tiga belitan tegangan.
  1. Jala-jala L1, terminal-1 ke belitan arus-1 terminal-3 ke beban, terminal 1-2 dikopel untuk suplai ke belitan tegangan-1.
  2. Jala-jala L2, terminal-4 ke belitan arus-2 terminal 6 langsung beban, terminal 4-5 dikopel untuk suplai ke belitan tegangan-2.
  3. Jala-jala L3, terminal-7 ke belitan arus-3 ke terminal 9 langsung beban, terminal 7-8 dikopel untuk suplai ke belitan tegangan-3.
  4. Terminal 10 dan 12, untuk penyambungan kawat netral N dan penyambungan dari ketiga belitan tegangan phasa 1, 2, dan 3.

Gbr. Pengawatan  kWH-meter Tiga Phasa

Bentuk fisik kWh-meter kita lihat di setiap rumah tinggal dengan instalasi dari PLN.
Sebagai pengukur energi listrik kWhmeter mengukur daya pada interval waktu tertentu dalam
konversi waktu jam. Setiap kWh-meter memiliki angka konstanta jumlah putaran /kWh.


Cz = n / P
Cz : Konstanta jumlah putaran/kWh
n    : Putaran
P    : Daya listrik kW

Contoh:
kWh-meter satu phasa memiliki konstanta putaran 600 putaran/kWh dalam waktu
1 menit tercatat 33 putaran piringan. Hitunglah beban daya listrik!

Jawaban:
P = n / Cz = (60.33.1/h) / (600.1/kWh) = 33 kW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar