Laman

Kamis, 01 Desember 2011

Perkembangan Teknologi Komunikasi

Sejarah singkat perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia.





Dari sejak zaman penjajahan pun teknologi komunikais sudah mulai berkembang, namun teknologi yang dipakai adalah teknologi telegraf. Post Telegraaf Telefoon (PTT) adalah suatu lembaga layanan penyedia informasi saat itu. Setelah itu pada tahun 1974 perusahaan ini berubah nama menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyediakan jasa telepon internasional dan nasional.
Setelah era telepon, muncullah telepon seluler pertama kali pada tahun 1984 dengan berbasis Teknologi Nordic Mobilen Telephone. Pada saat ini bobot telepn masih sangat berat dan besar dan harganyapun masih diatas 10 juta. Setelah itu masuk lah teknologi Global Sytem for Mobile (GSM) pertama di pulau Batam dan pulau Bintan pada tahun 1993. Teknologi ini menggunakan sim card yang jangkauannya luas.

Penyedia jasa GSM pertama adalah Telkomsel. Setelah perkembagnan telepon, mulailah perkembangan computer. Sekaligus ditandai dengan maraknya perkembangan teknologi internet pada thaun 1994. Kala itu teknologi internet sudah termasuk murah biayanya pada saat itu Internet Service Provider (ISP) yang berkembang ialah IndoNet dan IptekNet.

Alat Ukur Piringan Putar

Pengawatan kWh-meter satu phasa belitan arus dihubungkan ke terminal 1-3, belitan
tegangan disambungkan terminal 2-6, terminal 1-2 dikopel, dan terminal 4-6 juga dikopel
langsung.
Pengawatan kWh-meter tiga phasa dengan empat kawat .
L1, L2, L3 dan N memiliki tiga belitan arus dan tiga belitan tegangan.
  1. Jala-jala L1, terminal-1 ke belitan arus-1 terminal-3 ke beban, terminal 1-2 dikopel untuk suplai ke belitan tegangan-1.
  2. Jala-jala L2, terminal-4 ke belitan arus-2 terminal 6 langsung beban, terminal 4-5 dikopel untuk suplai ke belitan tegangan-2.
  3. Jala-jala L3, terminal-7 ke belitan arus-3 ke terminal 9 langsung beban, terminal 7-8 dikopel untuk suplai ke belitan tegangan-3.
  4. Terminal 10 dan 12, untuk penyambungan kawat netral N dan penyambungan dari ketiga belitan tegangan phasa 1, 2, dan 3.

Gbr. Pengawatan  kWH-meter Tiga Phasa

Bentuk fisik kWh-meter kita lihat di setiap rumah tinggal dengan instalasi dari PLN.
Sebagai pengukur energi listrik kWhmeter mengukur daya pada interval waktu tertentu dalam
konversi waktu jam. Setiap kWh-meter memiliki angka konstanta jumlah putaran /kWh.


Cz = n / P
Cz : Konstanta jumlah putaran/kWh
n    : Putaran
P    : Daya listrik kW

Contoh:
kWh-meter satu phasa memiliki konstanta putaran 600 putaran/kWh dalam waktu
1 menit tercatat 33 putaran piringan. Hitunglah beban daya listrik!

Jawaban:
P = n / Cz = (60.33.1/h) / (600.1/kWh) = 33 kW

Rabu, 30 November 2011

Memasang AC Split

Saat membeli unit AC sistem pisah-tunggal (single-split), Anda akan memperoleh dua barang, yakni indoor-unit (dipasang dalam ruang tempat angin yang dikondisikan berhembus) dan outdoor-unit (dipasang di luar bangunan). Jika kita perhatikan, ada beragam cara memasang peralatan itu. Yang indoor dipasang di tempat tinggi. Maksudnya biar angin bisa berkeliaran di seluruh ruangan tempat alat itu berada. Lalu, di mana kita meletakkan outdoor-unit? Ada yang menaruh di bawah, ada juga di atas. Di mana pemasangan yang tepat?
Untuk menjawabnya kita perlu paham proses kerja pada masing-masing unit. Dalam indoor-unit terdapat evaporator yang "memaksa" cairan refrigeran berubah wujud menjadi gas. Sedangkan dalam outdoor-unit terdapat kompresor, kondensor, dan katup ekspansi yang mengembalikan wujud gas refrigeran menjadi cair kembali.
Proses perubahan wujud cair menjadi gas memerlukan energi. Energi diserap dari lingkungan, yaitu tempat evaporator berada. Berupa energi mudah diserap, yakni energi panas sensible (komputer, manusia, dinding, dsb.) dan panas laten (keringat, dsb.). Setelah refrigeran menjadi gas, dia tidak akan menyerap energi lagi. Makanya harus dicairkan kembali agar siklus dapat berkelanjutan.
Langkah pertama pencairan dengan pemadatan oleh kompresor. Kemudian dikondensasikan dalam kondensor. Ketika terjadi proses kondensasi, refrigeran melepaskan energi. Itulah sebabnya mengapa tiupan kondensor terasa hangat bahkan cenderung panas. Refrigeran cair siap diproses menjadi gas dengan bantuan katup ekspansi yang berfungsi mengubah cairan menjadi kabut atau embun. Selanjutnya proses berulang dengan evaporasi tadi.
Akibat proses dan komposisi peralatan utama itu, kita akan mendapatkan dua buah pipa refrigeran antara unit indoor dan outdoor. Satu pipa menyalurkan gas dari evaporator ke kompresor, dan pipa lainnya menyalurkan cairan terurai/embun dari katup ekspansi ke evaporator. Dari informasi ini kita dapat menyimpulkan bahwa:

  1. Kalau posisi outdoor di bawah indoor, refrigeran cair harus mengalir dari bawah ke atas dan refrigeran gas mengalir dari atas ke bawah. Sifat gas cenderung "melayang", sedangkan zat cair cenderung mengendap. Jadi kombinasi posisi ini agak memperlamban sirkulasi refrigeran. Sementara dari segi arsitektur tampak lebih rapi karena outdoor-unit bisa "disembunyikan".
  2. Kalau posisi outdoor sejajar indoor, maka baik refrigeran cair maupun gas akan mengalir secara horizontal. Jarak atau panjang pipa refrigeran antara outdoor dan indoor unit juga relatif pendek. Dengan begitu sirkulasi refrigeran cukup lancar. Namun dari segi arsitektur tidak beda jauh dengan penampilan AC Windows.
  3. Kalau outdoor di atas indoor, maka refrigeran cair akan mengalir dari atas ke bawah dan refrigeran gas akan mengalir dari bawah ke atas. Mengingat sifat gas yang cenderung "melayang" dan zat cair cenderung "jatuh" maka kombinasi posisi ini akan mempermudah sirkulasi refrigeran. Dari segi arsitektur, menyembunyikan outdoor-unit di atap bukanlah pekerjaan sulit.
Nah, kini Anda tak perlu bingung menempatkan outdoor-unit

Jumat, 18 November 2011

Air Conditioner Specialist

Kami, PT. Menara Indah Tehnik melayani pesanan berbagai merk dan type AC Central & Unit baru seperti :

Selain itu, PT. Menara Indah Tehnik juga menyediakan bermacam-macam Spare Part / Suku Cadang  AC Central maupun yang lainnya, seperti :

Silahkan menghubungi PT. Menara Indah Tehnik untuk kebutuhan AC Anda.
Kami bersedia datang ke tempat anda untuk survey ruangan dan menghitung kapasitas yang diperlukan serta survey untuk pergantian part AC anda yang rusak.

Kamis, 17 November 2011

Tegangan Listrik dan Medan Listrik

Listrik adalah besaran alam yang dapat dimanfaatkan, bisa dibangkitkan dan dipakai kapan saja dan dimana saja bilamana kita memerlukannya.


Besaran listrik yang dapat dirasakan oleh mahluk hidup adalah "tegangan listrik danmedan listrik"

E = V / d

dimana

V adalah simbol Tegangan Listrik, satuannya Volt
E adalah simbol Medan Listrik, satuan Volt per meter
d adalah simbol Jarak, satuannya meter

Pada rangkaian loop tertutup, "medan listrik" tidak dapat menghasilkan arus listrik sedangkan "tegangan listrik" dapat menghasilkan arus listrik, maka dari itu tegangan listrik merupakan bentukan energi yang potensial, sesuatu yang dapat menghasilkankerja atau usaha.

Terbentuknya arus listrik karena adanya perpindahan muatan listrik.

i = v / R

dimana

i adalah Arus, satuannya Amper
v adalah Tegangan, satuannya Volt
R adalah Resistansi, satuannya Ohm.

Terbentuknya arus listrik karena adanya perubahan muatan listrik.

i = dq/dt

dimana

i adalah Arus listrik, satuannya Amper
q adalah Muatan listrik, satuannya Coulomb.
t adalah Waktu, satuannya Second.

Karena q = C v atau harga muatan sama dengan harga kapasitansi (C) dikali dengan harga tegangan, maka

i = C dv/dt


Terbentuknya tegangan listrik karena adanya perubahan flux magnet.

v = dflux/dt

dimana

v adalah Tegangan listrik, satuannya Volt
flux adalah Flux magnet, satuannya Weber
t adalah Waktu, satuannya Second.

Karena flux = L i atau harga flux sama dengan harga induktansi (L) dikali dengan hargaarus, maka

v = L di/dt

Semoga bermanfaat. *berbagai sumber*

Tips Menagatasi Compressor Macet

Berikut kami sampaikan beberapa tips untuk mengatasi Compressor yang secara tiba-tiba macet. Pada beberapa kasus, tips ini sangat efektif. Adapun tips nya sebagai berikut :
  • Pergunakan starting capasitor atau perbesar nilai micro pada running capasitor.
  • Balik putaran arah compressor dengan memindahkan kabel power yg berada pada running capasitor keposisi kaki running capasitor yg disebelahnya dan coba dlm beberapa detik, setelah itu kembalikan pada posisi semula.
  • Masukan tekanan freon pada pipa hisap/suction ketika compressor mulai start.
  • Pukul dengan martil pada bagian mekanik compressor.
  • Naikkan tegangan listrik untuk mencoba memutar mekanik compressor

Sejarah Idul Adha

Idul Adha (lebaran haji, hari qurban) sudah berlalu, sudahkah kita berQurban ?. Sambil ngucapin selamat, ada baiknya juga nikmatisejarah Idul Adha dibawah ini.


Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.
“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.
Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma’il, artinya “Allah telah mendengar”. Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: “Allah mendengar doaku”.
Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).”
Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, berpikir/merenung).
Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di tanah Arafah.
Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi.
Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru, “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail.” Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.
Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari. Ismail yang melihatnya segera mendekati ayahnya.
“Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?” seru Iblis.
“Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),” jawab Nabi Ibrahim AS.
Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblis pun datang menemui ibunya, Hajar. “Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.
“Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar.
“Mengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?” rayu Iblis lagi.
“Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar balik bertanya.
“Ia menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu”, goda Iblis meyakinkannya.
“Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa-apa!” jawab Hajar dengan mantap.
Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ke tempat ini hanya untuk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,”
“Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?” jawab Ismail dengan heran. “Ayahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu” kata Iblis meyakinkannya.
“Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap.
Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji.
Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, apa pendapatmu?…” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).
“Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).
Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya.
Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya, “Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.”
“Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.’ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma’il.
Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab, “Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau, wahai putraku tercinta!”
Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya.
Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.”
Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau.
Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?”
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)
Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga. Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya. Dan pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar) mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran kedua umat-Nya dalam menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah, “Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”. Nabi Ibrahim AS menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”. Ismail mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).
Sumber: Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, Jakarta
dengan beberapa perubahan
salam,